Budaya Makan Ikan di Negeri Bahari
Lautku.id – Indonesia merupakan Negara Bahari dan Kepulauan terbesar di dunia. Berbagai ekosistem baik darat, pesisir dan laut secara utuh dimiliki dengan berbagai potensi di dalamnya salah satunya sumberdaya ikan. Namun meskipun potensi dan pemanfaatan sumberdaya perikanan baik perairan tawar, payau hingga laut relatif tinggi, faktanya kebiasaan dalam mengkonsumsi ikan belum menjadi budaya yang kuat di sebagian besar wilayah di Indonesia.
Angka konsumsi ikan merupakan jumlah ikan dalam satuan kilogram yang dikonsumsi masyarakat selama satu tahun. Angka konsumsi ikan ini dapat menggambarkan kebutuhan ikan di masing-masing wilayah, mengetahui pola konsumsi masyarakat serta mengetahui sumbangan ikan terhadap konsumsi pangan khususnya dalam protein hewani.
Secara nasional angka konsumsi ikan di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 55,37 Kg/Kapita/Tahun. Angka tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun, yang artinya kebiasaan dalam konsumsi ikan bagi warga di Indonesia semakin tahun kian membudaya. Namun demikian, apabila di bandingkan dengan Negara-negara ASEAN dan China, tentunya masih sangat rendah.
Peta di atas menggambarkan angka konsumsi ikan menurut provinsi di Indonesia. Warna biru yang semakin tua menandakan angka konsumsi ikan tinggi, sedangkan warna biru yang semakin muda menggambarkan angka konsumsi ikan rendah.
Provinsi Maluku (77,49 Kg/Kapita/Tahun) menjadi provinsi dengan angka konsumsi ikan tertinggi dibandingkan dengan daerah di Indonesia yang lainnya, bahkan diatas rata-rata konsumsi ikan perkapita nasional. Disisi lain, khususnya wilayah Pulau Jawa menjadi wilayah yang memiliki angka konsumsi ikan cukup rendah apabila di bandingkan dengan wilayah lain. Begitu pula dengan DI Yogyakarta (34,82 Kg/Kapita/tahun) yang juga menjadi provinsi dengan angka konsumsi ikan terendah, disusul Lampung (36,68), Jawa Tengah (36,74) dan Jawa Barat (37,73). Hal ini diduga pengaruh dari budaya atau kebiasaan pola konsumsi yang berbeda-beda dimasing-masing wilayah di Indonesia.
Beberapa pendapat lain menyebutkan rendahnya konsumsi ikan tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat bagi tubuh dalam mengkonsumsi ikan, pendistribusian ikan yang kurang merata, serta belum optimalnya sarana dan prasarana.
Padahal Ikan adalah sebagai sumber protein hewani yang memiliki beberapa keunggulan di bandingkan sumber protein hewani lainnya, diantaranya yaitu tingginya kandungan omega yang berfungsi sebagai sumber nutrisi esensial bagi tubuh, white meat, bersifat universal, harga yang relatif lebih murah, dan juga proses produksi cenderung singkat serta supply lokal yang mudah dijangkau.
Dengan berbagai keunggulan tersebut tentunya upaya meningkatkan gizi masyarakat serta minat untuk mengkonsumsi ikan perlu terus di tingkatkan. Mengkonsumsi ikan diharapkan menjadi salah satu sumber protein utama dalam pola konsumsi pangan dan budaya masyarakat di Indonesia. Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) diharapkan mampu menjadi program yang membudayakan masyarakat dalam pemahaman untuk mengkonsumsi ikan.
Menteri Kelautan dan Perikanan terus mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi produk perikanan. Peningkatan konsumsi ikan ditujukan pula untuk mencegah stunting sekaligus menjadi daya saing bangsa di masa depan. Karena pada 2024 mendatang, KKP menargetkan angka konsumsi ikan nasional dapat mencapai 62,05 kg/kapita/tahun.
Sumber Data: Statistik KKP tahun 2021