Lautku.id – Sebagai negara maritim, Indonesia bergantung pada fungsi dermaga dan pelabuhan salah satunya sebagai akses konektivitas antar pulau. Oleh karena itu, pada dasarnya Indonesia bergantung pada fungsi dari dermaga dan Pelabuhan untuk menghubungkan jalur antar pulau, baik distribusi logistik, penyebrangan orang dan lain sebagainya.
Dermaga merupakan tempat kapal berlabuh atau bersandar untuk melakukan bongkar muat barang baik untuk kepentingan ekspor maupun impor. Dermaga bagian dari struktur besar sebuah Pelabuhan. Di dermaga Pelabuhan, sebuah kapal akan melakukan bongkar muat barang ataupun penumpang.
Pelabuhan sendiri didefiniskan sebagai tempat yang tediri atas daratan dan atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang Pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
Pengelolaan Pelabuhan di Indonesia, umumnya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan, Pemerintah Daerah, TNI AL, Swasta serta BUMN salah satunya yaitu PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) yang merupakan perusahaan holding kepelabuhanan yang memiliki klaser pada bidang usaha terminal petikemas, multi terminal, logistik serta jasa maritim.
Pengelolaan Pelabuhan yang baik akan menjadi kekuatan besar Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. Dengan demikian maka BUMN PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) membagi kepelabuhanan di Indonesia menjadi 4 regional.
Pada Regional I terdapat 24 Pelabuhan, satu diantaranya merupakan Pelabuhan strategis yaitu Pelabuhan Belawan, Pelabuhan ini menjadi pendukung tol laut di Indonesia. Sedangakan Regional II terdapat 24 Pelabuhan, satu diantaranya pun merupakan Pelabuhan tersibuk di Indonesia yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pelabuhan ini menangani 50% dari seluruh arus barang yang keluar/masuk ke Indonesia.
Selanjutnya yaitu Regional III yang memiliki 46 Pelabuhan, satu diantaranya juga merupakan Pelabuhan terbesar dan tersibuk kedua di Indonesia yaitu Pelabuhan Tanjung Perak. Pelabuhan ini menjadi pusat perdagangan menuju kawasan Indonesia Timur. Sedangkan pada Regional IV terdiri atas 28 Pelabuhan. Tiga diantaranya merupakan Pelabuhan Strategis seperti Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Bitung dan Pelabuhan Sorong. Ketiga menjadi Pelabuhan kunci yang memiliki konektivitas antar pulau di Indonesia Timur.
Pelabuhan memiliki hirarki masing-masing. Pada prinsipnya hirarki ini terbagi berdasarkan volume muatan yang ditangani serta sarana dan prasarana suatu Pelabuhan. Atas dasar tersebut maka terdapat 4 tingkatan hirarki Pelabuhan yaitu Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul, Pelabuhan Pengumpan Regional dan Lokal.
Pelabuhan Utama adalah Pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut (penumpang dan barang) dalam negeri dan Internasional. Selanjutnya Pelabuhan Pengumpul adalah Pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah dan sebagai tempat asal tujuan penumpang atau barang. Pelabuhan ini mengumpulkan muatan untuk dikirim ke Pelabuhan Utama.
Terakhir adalah Pelabuhan Pengumpan. Pelabuhan pengumpan memiliki dua bagian tersendiri yaitu Pelabuhan Pengumpan Regional dan Lokal. Pelabuhan Pengumpan Regional dipergunakan untuk alih muatan angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, Jangkauan pelayanannya berada di antar Kota/Kabupaten dalam provinsi. Sedangkan Pelabuhan Pengumpan Lokal melayani alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas. Jangkauan pelayanannya hanya dalam kabupaten/kota.
