advertisement
BudayaEnsiklopedia

Budaya Masyarakat Pesisir Indonesia

advertisement

Lautku.id – Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), budaya berarti akal budi atau sebuah pikiran. Lain dengan definisi dari kebudayaan, kebudayaan dalam KBBI berarti hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Selain itu dijelaskan pula bahwa kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi, berarti budi atau akal (Luth, 1994). Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin berupa cultura. Dari beberapa penjelasan terkait budaya, dapat disimpulkan bahwa budaya merupakan hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Perkembangan Budaya Pada Skala Internasional

Budaya merupakan salah satu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta akan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya dibentuk dari beberapa unsur yang cukup rumit termasuk ke dalamnya sistem agama, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan bahkan karya seni. Selain itu budaya juga memiliki sifat yang kompleks, abstrak, dan luas. Bahkan banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Konsep kebudayaan berawal dari studi terkait masyarakat-masyarakat primitif yang mempengaruhi rangkaian pemikiran serta tindakan masyarakat modern. Sehingga didapatkan sebuah konsep bahwa budaya merupakan gambaran dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang unsur-unsurnya digunakan bersama-sama dan ditularkan oleh para masyarakat (Kristanto, 2014).

Budaya Masyarakat Pesisir Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah pulau mencapai kurang lebih 17.500 pulau dan keanekaragaman flora serta fauna yang sangat beragam. Sebagai negara kepulauan dua pertiga luas wilayah Indonesia merupakan perairan, dengan luas kurang lebih 5.8 juta km2. Negara yang sangat luas dengan jumlah pulau yang sangat banyak sudah pasti menunjukan keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kebiasaan masyarakat, agaman, dan ras. Selain itu, kurang lebih 60% dari jumlah masyarakat Indonesia yaitu 220 juta jiwa merupakan masyarakat yang tinggal pada wilayah pesisir.

advertisement

Masyarakat pesisir di Indonesia memiliki karakter budaya yang sangat khas. Selain karena adanya akulturasi kebudayaan dari masyarakat pendatang dan penduduk lokal, adaptasi masyarakat pesisir juga dilakukan dengan alam. Salah satunya adalah beberapa bangunan di kawasan pesisir memiliki beberapa ciri khas yang unik diantaranya terdapat bangunan non permanen dengan tembok dari bilik atau papan dengan atap tidak terlalu tinggi. Hal ini dilakukan karena bangunan yang terbuat dari kayu dianggap lebih tahan terhadap air garam dibandingkan dengan semen dan batu bata. 

Selain bahan bangunan yang terbuat dari kayu, biasanya nada bicara masyarakat pesisir agak terdengar melengking atau keras walaupun mereka berdekatan antara satu dengan yang lain. Hal ini mungkin diakibatkan suara ombak atau suara air laut yang membuat mereka tidak dapat mendengar dengan jelas jika bicara dengan suara yang kecil. Selain dengan kebiasaan dalam sehari-hari, berikut ini beberapa kebudayaan masyarakat pesisir yang masih dipertahankan hingga kini yaitu,

Nadran, nelayan Indramayu dalam setiap tahunya setelah hari raya idul fitri melakukan tradisi nadran yang berarti syukuran. Nadran diawali dengan diadakannya pagelaran tari-tari dan hiburan rakyat tradisional seperti reog, jaipong, genjring, tari kerbau dll. Esensi diadakannya nadran ini berupa ungkapan syukur atas rezeki melimpah yang diberikan oleh tuhan.

advertisement

Sedekah Laut, merupakan budaya turun-temurun yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir Pulau Jawa baik selatan dan utara. Sedekah laut dilakukan satu tahun sekali sebagai wujud rasa syukur para nelayan dan doa mereka dalam mencari penghidupan dari hasil laut. 

Ngajaring, yaitu salah satu bentuk kebudayaan masyarakat pesisir yang dilakukan dengan cara menarik jaring reret yang sudah disebar dengan menggunakan perahu yang kemudian ditarik hingga bibir pantai. Kebudayaan ini dilakukan sebagai bentuk gotong royong antara para nelayan. 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Terdeteksi

Matikan Adblock di browser anda untuk mendapatkan pengalaman penelusuran terbaik.